Jumat, 04 Mei 2012

The Good Samaritan



Bagi rekan-rekan yang ikut dalam kelas Hermeneutik I pasti masih ingat pak Yohanes Adrie Hartopo pernah membahas perikop ini. Bagaimana Yesus dengan hikmatnya yang luar biasa menjawab pertanyaan seorang ahli taurat yang hendak menguji Dia. Yang unik dari peristiwa ini kalau kita memperhatikannya adalah bahwa Yesus sama sekali tidak menjawab secara harfiah pertanyaan orang ini. Tetapi justru Yesus memberikan jawaban dengan bertanya balik kepada orang ini bahkan Yesus melakukan yang lebih dari menjawab, yaitu memberikan perintah kepada orang ini. Yang terjadi disini adalah si ahli taurat justru menjawab pertanyaannya sendiri. Dia bertanya sendiri dan menjawab sendiri. Dengan kata lain, si ahli taurat ini sebenarnya sudah tahu dan sudah paham hal baik apa yang harus dilakukan, tapi memang dasarnya ngeyel.

Pertama dia sendiri tahu bahwa sebagai umat beragama yang mempunyai Tuhan, yang harus dilakukan adalah mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Pemahaman ahli taurat ini mengenai sesama manusia itu adalah yang sama keturunannya, sama agamanya, sama derajatnya dan segala status yang bisa dikatakan hamper atau selevel dengan dia. Jadi, ketika dia menanyakan hal kedua, Alkitab mengatakan untuk membenarkan dirinya, orang itu berkata kepada Yesus. Siapa sesamaku manusia? Pertanyaan ini ditanyakan hanya semata-mata untuk mendapat persetujuan dari Yesus bahwa konsep dia tentang sesame manusia itu sama dengan konsep Yesus. Tapi Yesus mengetahui maksud hatinya, lalu Yesus memberikan perumpamaan ini. Tujuan dari perikop ini adalah supaya kita menolong orang tanpa pilih-pilih atau membeda-bedakan, siapapun yang membutuhkan pertolongan kita, apapun latar belakangnya, ayo kita tolong.