Jumat, 02 Maret 2012

Berserah Kepada Allah


Kejadian 3: 9-12
Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir." Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini."
Kita semua tahu bahwa keseharian Musa adalah menggembalakan kambing domba mertuanya yaitu Yitro, seeorang Imam di Midian. Suatu kali ketika ia sedang menggiring kambing domba itu ke sebrang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, gunung Horeb. Bila kita melihat sejarah kenapa sampai Tuhan memanggil Musa, itu karena Tuhan telah mendengar seruan Israel yang mengerang kesakitan karena perbudakan di tanah Mesir.
Oleh sebab itu Tuhan memilih satu orang untuk memimpin umat-Nya keluar dari Mesir. Dan pilihan Allah jatuh kepada Musa. Kemudian terjadilah proses pemanggilan Musa. Musa yang merasa dirinya bukan siapa-siapa dan tidak bisa apa-apa sudah tentu akan menolak panggilan Allah karena tidak percaya akan kemampuannya. Tapi kita belajar ketika Tuhan sudah memilih orangNya, maka pilihan itu tidak pernah salah, walaupun orang yang dipilih belum tahu akan apa dampak dari pelayanannya kedepan. Namun kita tahu betul bahwa Musa menjadi nabi besar yang luar biasa pelayanannya dan sangat terkenal bahkan ia menjadi penulis 5 kitab pertama dalam perjanjian lama.
Setiap kita mungkin saat ini masih belum tahu akan apa dampak diri kita kedepan, tapi saudaraku percayalah bahwa setiap kita yang sudah dipanggil Tuhan, sudah pasti kita menjadi bagian dari rencana Allah yang besar untuk umat manusia, ok gak usah terlalu muluk, setidaknya untuk orang-orang di Indonesia. Kembali lagi pada proses panggilan Musa, kita tahu bahwa Musa berusaha mengelak dari panggilan Tuhan , 5 kali dia berusaha membujuk Tuhan agar Tuhan menjatuhkan pilihan ke orang lain dengan alasan kemampuan dirinya yang sangat terbatas. Hal ini bisa kita lihat di Kej 3:11 & 13, Kej 4:1, 10 & 13. Karena dengan perkataan dari Tuhan, Musa masih saja menolak, akhirnya Tuhan membuat mujizat di hadapan Musa supaya Musa tahu bahwa yang berjanji mengutus dan menyertainya adalah Tuhan.

Kejadian 4: 1-5
Lalu sahut Musa: "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?" TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat." Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah." Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya. Tetapi firman TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya" -- Musa mengulurkan tangannya, ditangkapnya ular itu, lalu menjadi tongkat di tangannya "supaya mereka percaya, bahwa TUHAN, Allah nenek moyang mereka, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub telah menampakkan diri kepadamu."
Kita tahu tadi bahwa Musa sedang menggembalakan kambing domba mertuanya, seorang gembala sudah pasti membawa tongkat. Bagi seorang gembala, tongkat itu sangatlah penting. Dengan tongkatnya, gembala bisa mengatur dan memukul kambing dombanya supaya bisa teratur. Intinya, tanpa tongkat, seorang gembala akan mengalami kesulitan, jadi bisa disimpulkan bahwa tongkat adalah sesuatu yang sangat diandalkan oleh seorang gembala atau dengan kata lain gembala sangat bergantung kepada tongkat. Lalu Tuhan memerintahkan Musa melemparkan tongkatnya ke tanah dan seketika itu tongkatnya menjadi ular, karena terkejut Musa lari meninggalkannya. Tetapi Tuhan berkata, ulurkanlah tanganMu dan peganglah ekornya.
Kalau saya jadi Musa, waktu itu saya pasti bilang “Tuhan, apa gak salah?”. Masa ulurkan tangan kepada ular terus pegang ekornya lagi. Sepengetahuan saya, supaya aman dari gigitan ular, pasti yang harus dipegang adalah kepalanya, betul tidak? Lalu kenapa Tuhan perintahkan Musa pegang ekornya, apakah Tuhan hendak mencelakakan Musa? Ternyata tidak saudaraku, Tuhan memang sengaja perintahkan Musa untuk pegang ekornya, dan akhirnya kita tahu bahwa Musa patuh kepada Tuhan. Memang ayat ini menggambarkan kuasa Tuhan kepada Musa supaya Musa percaya bahwa benar adanya Tuhan sendirilah yang mengutus dia. Tapi saya mau mengajak kita melihat bagian ini dari sisi yang berbeda. Pernahkah saudara berpikir ketika Musa memegang ekor dari ular itu, bagaimana dengan kepala ularnya? Mengapa Musa mau saja tanpa pikir panjang melakukan perintah Tuhan, saya pikir mungkin dalam benak Musa dia menyadari bahwa kepalanya itu Tuhan yang pegang. Jadi Musa tidak perlu pusingkan kepalanya, itu urusan Tuhan, cukup pegang ekornya.
Dari sini kita belajar, bahwa dalam memenuhi panggilan Tuhan, di dalam prosesnya, kita harus ikuti perintah Tuhan, taat kepada Tuhan, jangan terlalu pusingkan kemampuan, keadaan atau masa depan, itu urusannya Tuhan, kita hanya perlu tunduk pada perintah Tuhan, jalani hidup ini dengan hanya berserah kepada Tuhan. Cukup pegang ekornya, kepalanya biar Tuhan yang urus, belum waktunya kita tahu apa yang akan terjadi di depan, fokuslah pada yang sekarang dan lakukan yang terbaik untuk Tuhan.
Kejadian 4:20
“Kemudian Musa mengajak isteri dan anak-anaknya lelaki, lalu menaikkan mereka ke atas keledai dan ia kembali ke tanah Mesir; dan tongkat Allah itu dipegangnya di tangannya.”
Dikatakan disitu bahwa Musa memegang tongkat Allah ditangannya, bukan lagi tongkat Musa tetapi tongkat Allah. Artinya tongkat biasa yang semula menjadi andalan hidupnya sebagai gembala, yang kegunaanya hanya untuk ngatur domba tok, ketika Musa mau taat dan berserah kepada Tuhan, tongkat itu menjadi tongkat Allah, dan kita tahu bahwa dengan tongkat yang sama, banyak mujizat terjadi, salah satu contoh kisah yang besar adalah bagaimana laut merah terbelah dua dengan tongkat itu.
Saat ini, apa yang menjadi tongkat kita. Apa yang menjadi andalan kita dalam hidup yang singkat ini, talenta kita kah, kekurangan kita kah, kepintaran kita kah, uang kita kah? Apapun itu yang menjadi andalanmu dan membuatmu merasa hebat atau ketakutanmu yang terkadang membuatmu merasa tidak mampu, ataupun tidak layak. Mari lemparkan tongkatmu ke tanah, serahkan semua kepada Tuhan, lalu pegang ekornya atau ujungnya, biarkan kepalanya Tuhan yang pegang, kita ikut saja kemana Tuhan pimpin, biarlah Tuhan sendiri yang senantiasa memimpin hidup kita. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Let's comments and care