Jumat, 30 Januari 2009
Sejarah Baru AS
WASHINGTON, SELASA — "Saya, Barack Hussein Obama, sungguh-sungguh bersumpah bahwa saya akan setia menjalankan tugas sebagai Presiden Amerika Serikat dan akan melestarikan, melindungi, dan mempertahankan konstitusi AS."
Amerika Serikat menapaki sejarah baru setelah Barack Obama diambil sumpahnya sebagai Presiden ke-44 Amerika Serikat, Selasa (20/1) pukul 12.00 waktu setempat atau Rabu tengah malam WIB. Pelantikan ini merupakan lompatan besar bagi AS di mana untuk pertama kalinya seorang keturunan kulit hitam menjadi presiden.
Sesuai tradisi, sebelum upacara pelantikan, Obama bersama istrinya, Michelle, minum kopi bersama Presiden George W Bush dan Ibu Negara Laura Bush di Gedung Putih. Setelah itu, mereka bersama-sama menuju Capitol Hill.
Rangkaian pelantikan disaksikan para mantan Presiden AS, Jimmy Carter, George HW Bush, dan Bill Clinton. Sebelum pengambilan sumpah, penyanyi Aretha Franklin membawakan My Country "Tis of Thee”.
Wakil presiden terpilih Joe Biden dilantik sebagai wakil presiden.
Obama mengulangi sumpah jabatan yang diucapkan Hakim Mahkamah Agung John Roberts dan menumpangkan tangan di atas Injil yang digunakan saat pelantikan Abraham Lincoln tahun 1861. Dia sempat lupa beberapa kata yang harus ditirukannya dan sambil tersenyum menoleh ke istrinya.
Dalam pidato pelantikan selama 20 menit, Obama menekankan kebesaran Amerika yang harus ditegakkan kembali di tengah situasi krisis dan perang di luar negeri. ”Hari ini saya katakan bahwa tantangan yang kita hadapi sangat nyata. (Tantangan) itu serius dan banyak. Tidak akan mudah diatasi atau selesai dalam waktu singkat. Akan tetapi ketahuilah, tantangan itu akan kita selesaikan,” katanya.
Amerika baru
”Telah tiba waktunya kita membangkitkan kembali semangat kita yang abadi,” kata Obama. Dia menjanjikan Amerika baru kepada dunia, Amerika yang mendengarkan suara dunia. Obama juga bersedia memenuhi janjinya untuk menyerahkan Irak kepada rakyatnya dan terus memperjuangkan perdamaian di Afganistan.
Di luar, hadirin yang diperkirakan mencapai 2 juta orang dari berbagai penjuru AS dan dunia memadati National Mall, ingin menjadi bagian dari momen bersejarah ini. Udara musim dingin yang menusuk tidak mampu menghentikan kegembiraan mereka.
”Selamat datang, Pak Presiden”, ”Terima kasih, Pak Presiden”, bisa dibaca di poster-poster yang dibawa orang-orang. Mereka menyaksikan upacara pelantikan dari layar-layar lebar yang dipasang hingga lebih dari 1 kilometer jauhnya dari Capitol Hill.
”Setiap kali Obama berbicara benar-benar menginspirasi. Kami begitu senang dengan perubahan ini,” kata Lari Taylor asal Middletown, New Jersey. Dia datang tanpa tiket ke Washington hanya demi mendengar pesan harapan dan perubahan.
”Energi di jalan-jalan ini belum pernah saya lihat sebelumnya. Orang berjalan lebih ringan, berdiri lebih tinggi, dan saling bergandengan. Rasanya seperti harapan. Rasanya seperti berbagi kebahagiaan,” kata Nancy Wigal yang tinggal di Mount Vernon Square, seperti dikutip CNN.
Upacara pelantikan dilanjutkan dengan Parade Pelantikan ke-56 yang digelar sepanjang Pennsylvania Avenue. Masyarakat tumpah ruah di kedua sisi jalan untuk menyaksikan Obama dari dekat.(ap/afp/reuters/bbc/fro)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Let's comments and care