Pernahkah melihat PAPA sudah menunggu di depan gerbang sekolah menjemput ketika pulang sekolah? Aku pernah...
Pernahkah melihat PAPA menari-nari pakai baju daster mama untuk menghibur ketika engkau menangis? Aku pernah...
Pernahkah jalan-jalan dan nonton bioskop bersama PAPA? Aku pernah...
Pernahkah melihat PAPA mengangkat jari jempolnya tanda bangga ketika tahu anaknya ranking 1? Aku pernah...
Pernahkah melihat wajah PAPA yang kuatir ketika melihat anaknya yang menangis dibalik telepon sedang ribut dengan pacarnya? Aku pernah...
Pernahkah melihat tangan PAPA yang gemetaran karena telah lanjut usia ketika membuat burung dari kertas dan melihatnya hatimu menangis? Aku pernah...
Pernahkah melihat PAPA yang terbaring menderita karena sakitnya yang parah sampai kencing darah? Aku pernah...
Pernahkah melihat PAPA terbaring di peti mati dengan tenang dan mencium keningnya dengan penuh air mata? Aku... pernah...
PAPA meninggal bulan Juni tahun 1997. 12 tahun yang lalu. Ternyata Juni menjadi bulan kenangan bagiku.
PAPA yang kukenal adalah sosok yang berwibawa, humoris dan berpenampilan modis. Berani dan gagah. Dan sangat perhatian kepada kami anak-anaknya.
Namun dalam perjalanan menuju kedewasaanku, aku telah melupakan dirinya. Aku sibuk menghabiskan waktuku untuk bermain dengan teman-temanku. Sibuk juga dengan pekerjaanku sehingga tidak banyak waktu yang kuhabiskan bersamanya.
Penyesalan selalu datang terakhir. PAPA pergi dengan tidak pernah tahu bahwa kami menyayangi dia. Aku kehilangan tawanya, senyum kebanggaannya dan perhatiannya kepadaku. Aku sayang padamu PAPA. Terimakasih untuk semuanya.
Pada waktu hari pemakamannya aku terduduk disudut rumah duka Charitas. Tidak menyangka PAPA akan pergi dengan cara seperti itu. Dengan menahan penderitaan sakit yang parah selama satu tahun. Namun aku bersyukur pula karena akhirnya penderitaan itu berakhir.
Selama 1 minggu setelah kepergiannya airmataku tidak berhenti mengalir kalau mengingat PAPA. Semua kenanganku tentangnya teringat kembali. Semua kegiatan ketika aku dan saudaraku bercanda, belanja dan nonton bioskop bersamanya.
Jika saat ini bagi setiap kita yang masih punya PAPA, mulailah perhatikan dia. Walaupun hanya sesaat. Lihatlah rambutnya yang sudah memutih, tangan keriputnya yang dulu pernah menggendong kita, dan jalannya yang mulai melambat.
Carilah cara untuk menunjukkan kasihmu kepadanya. Seburuk apapun PAPA. Jangan menghakiminya. Karena perjuangan dirinya pula kita bisa bertumbuh besar dan tidur di sebuah rumah yang nyaman bersama keluarga yang lain.
Lihatlah dirinya sebagai seorang PAPA. Hanya PAPA...
(Mimi-10/7/09)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Let's comments and care