Pemeriksaan I : 23 Desember 2009
Pukul : 19.30 wib
Tempat : Rumah Sakit Bersalin Tiara Fatrin
Dokter : Rizal Sanif
Hari ini adalah hari pertamaku dan merupakan pengalaman pertamaku merasakan perasaan bagaimana bahagianya menjadi seorang calon ayah. Bangga, bahagia, bingung, berdebar-debar dan kagum itulah yg kurasakan hari ini.
Aku tidak tahu apa yg dirasakan oleh isriku atas kehamilannya ini tetapi tampaknya ia kelihatan lebih tenang dari aku. Seperti tenangnya ia saat memberitahuku hasil (+) POSITIF yang muncul pada Test pack yg digunakannya pagi kemarin lusa. Kupikir ia bercanda saat itu, padahal jelas-jelas aku juga melihat tanda POSITIF pada test pack yg sudah ada ditanganku, tetapi aku tetap saja menyatakan rasa tidak percayaku padanya. Siang harinya aku bahkan langsung membeli lagi 2 bungkus test pack dan memintanya untuk mengetes lagi esok harinya. Ternyata hasilnya tetap POSITIF!!!!!!
Pemeriksaan pertama ini kami masih ‘menumpang’ mobil dengan teman satu gerejaku yg istrinya juga sedang mengandung anak pertama mereka. Hanya selisih dua bulan dengan kehamilan istriku.
Dua alasanku ‘menumpang’ adalah karena pertama aku tidak punya pengalaman menghadapi situasi ke rumah sakit bersalin dan yang kedua karena aku tidak punya mobil dan bahkan aku tidak bisa menyupir. Hmmmm…ingin sekali suatu hari aku bisa membawa mobilku sendiri dan kami tidak perlu harus menumpang mobil orang lain lagi.
Waktu menunjukkan pkl.19.30 wib ketika kami tiba di Rumah Sakit. Ternyata tidak banyak pasien yang mengantri. Tidak butuh lama kami menunggu akhirnya nama istriku dipanggil. Suster meminta istriku untuk cek tekanan darah dan menimbang berat badannya sebelum diperiksa dokter. Saat itu tekanan darahnya 119 dan berat 59 kg. Perasaan campur aduk kembali mendatangiku ketika memasuki ruang praktek dokter. Apakah yang akan kuhadapi sebentar lagi…
Dengan tersenyum ramah dokter Rizal langsung meminta istriku untuk berbaring dan melakukan ultra sonografi (USG). Ketika USG ditempelkan keperut istriku, kami berdua langsung melihat kearah layar monitor. Berharap dapat melihat buah hati kami yang sedang bergerak-gerak. Namun betapa kagetnya ketika dokter mengatakan bahwa dia tidak menemukan apa-apa didalam perut istriku. Saat itu aku menjadi sedih dan kecewa karena harapanku pupus sudah. Tetapi tiba-tiba dokter menyarankan istriku untuk melakukan USG trans vaginal (USG melalui vagina). Kami mengiyakan saja, toh kami memang datang untuk pemeriksaan sampai tuntas. Nah, “itu dia” kata dokter. Seketika hatiku melonjak kegirangan, walaupun yang kulihat hanya sebuah bentuk bulatan bukan sesosok anak. Maklum aku samasekali NOL pemahaman tentang perkembangan embrio atau janin saat itu. Belakangan aku baru tahu bahwa saat itu anak kami baru berbentuk embrio.
Dokter mengatakan usia anak kami baru sekitar 5 mingguan dengan ukuran 2ml atau 0,2cm. Artinya anak kami sudah ada sejak November kedua. Aku dan istriku menjadi murung. Kekuatiran menjalari pikiranku. Di awal bulan November hingga bulan Desember aku tidak memperhatikan keadaan istriku. Di bulan itu ia sibuk menghabiskan tenaganya untuk mendekorasi gereja kami dalam rangka menyambut NATAL. Makan sembarangan, minum sedikit, belanja keperluan dekorasi kesana kemari dalam cuaca hujan ataupun panas terik, pulang dalam kelelahan dan tidur larut malam. Namun aku sedikit terhibur ketika istriku mengatakan inilah doanya selama mempersiapkan NATAL tahun ini. Ternyata ia selalu berdoa dalam hati meminta seorang anak kepada Tuhan. Aku percaya bahwa Tuhan pasti telah menjaga anak kami dan memberikan kado NATAL yang indah bagi kami berdua. Aku berjanji akan menjaga anugerah Tuhan ini dengan sangat baik mengasihinya selalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Let's comments and care