Jumat, 04 Mei 2012
The Good Samaritan
Jumat, 02 Maret 2012
my own status on facebook
Berserah Kepada Allah
Sadrakh, Mesakh dan Abednego
His Calling
Belajar dari Mark Zuckerberg
Seperti Bapa Sayang Anaknya
: Jeffry S. Tjandra
Sabtu, 11 Februari 2012
USG 4
USG 3
USG 2
USG 1
Pemeriksaan I : 23 Desember 2009
3rd Wedding Anniversary
2nd Wedding Anniversary
PAPA
Pernahkah melihat PAPA sudah menunggu di depan gerbang sekolah menjemput ketika pulang sekolah? Aku pernah...
Pernahkah melihat PAPA menari-nari pakai baju daster mama untuk menghibur ketika engkau menangis? Aku pernah...
Pernahkah jalan-jalan dan nonton bioskop bersama PAPA? Aku pernah...
Pernahkah melihat PAPA mengangkat jari jempolnya tanda bangga ketika tahu anaknya ranking 1? Aku pernah...
Pernahkah melihat wajah PAPA yang kuatir ketika melihat anaknya yang menangis dibalik telepon sedang ribut dengan pacarnya? Aku pernah...
Pernahkah melihat tangan PAPA yang gemetaran karena telah lanjut usia ketika membuat burung dari kertas dan melihatnya hatimu menangis? Aku pernah...
Pernahkah melihat PAPA yang terbaring menderita karena sakitnya yang parah sampai kencing darah? Aku pernah...
Pernahkah melihat PAPA terbaring di peti mati dengan tenang dan mencium keningnya dengan penuh air mata? Aku... pernah...
PAPA meninggal bulan Juni tahun 1997. 12 tahun yang lalu. Ternyata Juni menjadi bulan kenangan bagiku.
PAPA yang kukenal adalah sosok yang berwibawa, humoris dan berpenampilan modis. Berani dan gagah. Dan sangat perhatian kepada kami anak-anaknya.
Namun dalam perjalanan menuju kedewasaanku, aku telah melupakan dirinya. Aku sibuk menghabiskan waktuku untuk bermain dengan teman-temanku. Sibuk juga dengan pekerjaanku sehingga tidak banyak waktu yang kuhabiskan bersamanya.
Penyesalan selalu datang terakhir. PAPA pergi dengan tidak pernah tahu bahwa kami menyayangi dia. Aku kehilangan tawanya, senyum kebanggaannya dan perhatiannya kepadaku. Aku sayang padamu PAPA. Terimakasih untuk semuanya.
Pada waktu hari pemakamannya aku terduduk disudut rumah duka Charitas. Tidak menyangka PAPA akan pergi dengan cara seperti itu. Dengan menahan penderitaan sakit yang parah selama satu tahun. Namun aku bersyukur pula karena akhirnya penderitaan itu berakhir.
Selama 1 minggu setelah kepergiannya airmataku tidak berhenti mengalir kalau mengingat PAPA. Semua kenanganku tentangnya teringat kembali. Semua kegiatan ketika aku dan saudaraku bercanda, belanja dan nonton bioskop bersamanya.
Jika saat ini bagi setiap kita yang masih punya PAPA, mulailah perhatikan dia. Walaupun hanya sesaat. Lihatlah rambutnya yang sudah memutih, tangan keriputnya yang dulu pernah menggendong kita, dan jalannya yang mulai melambat.
Carilah cara untuk menunjukkan kasihmu kepadanya. Seburuk apapun PAPA. Jangan menghakiminya. Karena perjuangan dirinya pula kita bisa bertumbuh besar dan tidur di sebuah rumah yang nyaman bersama keluarga yang lain.
Lihatlah dirinya sebagai seorang PAPA. Hanya PAPA...
(Mimi-10/7/09)
Michael Jackson (1958-2009)
Mengenang MJ bagiku seperti mengenang masa lalu. Masa-masa dimana aku masih umur belasan tahun. Masih lugu dan cupu. Hmmm...
Aku bukan fans berat MJ sebenarnya. Yang aku ingat bahwa aku mengenalnya pertama kali saat aku terpesona ketika melihat video klip pertamanya di lagu Billy Jean. Lagu yang mempesona di jaman itu. Sekitar tahun 1980an keatas.
Dari sejak itu aku mulai menyukai MJ. Tapi tidak sampai menadi fans beratnya yang umumnya sampai tergila-gila. Hanya sampai sebatas kagum. Bahkan aku tidak punya satu pun kaset dari album-albumnya.
Aku hanya menikmati melihat video klip lagu-lagunya. Billy Jean, Thriller, Black or White, Remember the Time, Bad dan Beat It. Adalah video klip yang kukenal dan yang paling sering kulihat. The Way u Make me Feel adalah yang paling aku suka.
Karena sudah lama tidak melihat dia. Ya, sempat juga aku melupakannya sesaat. Tetapi dari berita kematiannya ini. Dan hampir semua lagunya diputar kembali. Oh my God. 20 tahun kemudian aku baru dapat melihat sisi pribadi dari seorang MJ ini. Orang yang dahsyat ini ternyata memiliki kelembutan, kepedulian, kesedihan dan rasa kesepian yang amat dalam.
One Day in Your Life yang tidak pernah kudengar dulu. Kini diputar berkali-kali di TV. Ketika mendengar untuk pertama kalinya. Kuakui, lagu yang bagus dengan suara yang sangat indah dan menyentuh hati.
Mendengar kembali lagu Heal The World, We are the World, I'll be There, You are not Alone dan banyak lagi. Sungguh ini sepertinya bisa menjadi lagu sepanjang masa.
Semalam melihat prosesi pemakamannya hatiku sampai terbawa. Menangis sampai mataku bengkak. Seperti menangisi seorang teman. Teman yang baik hati. Teman yang sudah berbuat banyak namun tetap rendah hati. Teman yang hanya ingin membuat orang bahagia dengan lagu-lagunya. Teman yang diam-diam menangis dalam kesendiriannya.
Tadinya melihat orang-orang yang suka mengolok-ngolok dia di TV dengan meniru
Mungkinkah akan muncul lagi tokoh berpengaruh didunia seperti bunda Teresa, Lady Diana dan MJ lainnya di abad ini? Semoga.
Tiga tokoh di atas adalah tiga manusia biasa yang kontribusinya paling luar biasa untuk dunia. Tiga orang yang mau bertindak dan terus maju walaupun hidup dalam tekanan yang luar biasa.
Kita sebagai manusia yang belum berbuat banyak ini. Setidaknya dapat turut memberi perhatian walaupun hanya dengan memberi penghormatan kepada mereka. Untukmu Michael seperti seorang wanita wakil dari negara Amerika yang memberi Salute untukmu. Aku pun mengucapkan Salute untukmu Michael, telah menjadi Icon dan legend dunia...Good Job...
(Mimi-8/7/09)
KUTUKAN
“ Jagalah mulutmu ”
“ Hati-hati kalau bicara ”
“ Selalulah berbicara positif ”
Aku yakin kita seringkali menemukan kalimat-kalimat seperti diatas baik melalui buku-buku atau mendengarnya secara langsung dari ucapan seseorang. Mungkin dari seorang motivator, seorang pelayan Tuhan, sahabat atau pun keluarga.
Namun seringkali juga kita mengabaikannya. Atau kita berusaha ingat tetapi lebih sering lupa dan gagal melakukannya.
Kata-kata tersebut diatas kedengarannya sederhana namun kalau kita ingin mencermati lebih dalam mengapa kata-kata tersebut menjadi cukup penting untuk kita pikirkan, maka kita akan menemukan jawabannya. Sudah beberapa kali aku mendapatkan informasi dari orang-orang dan juga dari acara televisi (salah satunya Oprah Winfrey) bahwa setiap ucapan kita yang bernada negatif umumnya akan menghasilkan sesuatu yang negatif pula. Boleh dibilang menghasilkan semacam KUTUKAN.
Hei…jangan kuatir. Aku tidak berusaha untuk membuat kata KUTUKAN ini untuk supaya kita percayai kekuatannya. Bagi kita yang beragama Kristen sudah pasti yang kita percayai bahwa segala macam KUTUKAN bisa kita patahkan hanya di dalam nama Tuhan Yesus saja.
Dulu sedari kecil seringkali teman-teman atau pun saudara-saudaraku mengatakan padaku bahwa jalanku agak aneh. Seperti melayang, seperti mau jatuh. Padahal aku merasa jalanku biasa saja. Entah mengapa sampai aku dewasa cara berjalanku pun dikatakan masih tetap sama. Melayang. (Emang hantu apa ya..haha)
Ketika berpacaran dengan suamiku dulu, dia suka menggoda aku dengan panggilan Penguin. Katanya jalanku seperti Penguin. Dan aku menerima saja karena bagiku panggilan itu cukup lucu dan unik. Bahkan kami sempat membuka warung makan yang kami namai Penguin.
Tahukah kawan…sejak kecelakaan 9 bulan lalu itu. Kakiku belum sembuh sempurna sampai saat ini. Dan kadang-kadang cara jalanku kini sungguh serupa dengan jalan Penguin. Seringkali suami melihatku dari belakang ketika aku berjalan dan dia berkata “jalanmu memang seperti Penguin” tetapi dia mengucapkannya kali ini tidak lagi dengan menggoda tetapi dengan raut wajah yang sedih. Tidak pernah kami duga bahwa apa yang kami ucapkan dahulu hanya iseng-iseng saja akhirnya menjadi nyata.
Tetapi ini bukan berarti aku percaya begitu saja bahwa akibat sebuah kata negatif bisa berdampak sedahsyat ini dalam hidupku. Dan bahkan mampu mengubah hidup seseorang sehingga membuat kita perlu berhati-hati mengucapkan dan memikirkannya. Oh tidak kawan!! Justru kata-kata positif pun sesungguhnya tidak kalah dahsyat kekuatannya.
Di acara Oprah Winfrey yang aku tonton itu aku ingat sekali dimana narasumbernya menceritakan bagaimana mereka menjadi orang sukses berkat ketekunan mereka selalu berpikir positif di dalam hidup mereka. Bahkan mereka boleh dikatakan sampai berani melakukan hal-hal yang menurut kita lucu dan konyol. Seorang aktor terkenal Jim Carey mengatakan bahwa sewaktu dia masih aktor biasa saja dia pernah menulis di sebuah kertas yang dibuatnya seperti sebuah cek bernilai $10juta sebagai honor untuk film yang dimainkannya. Dan kertas itu selalu disimpannya sampai 5 tahun kemudian dia sungguh-sungguh mendapatkan cek sejumlah $10 juta tersebut. Baginya itu adalah pencapaian yang luar biasa.
Satu lagi, pada tahun 1991 mamaku sangat memimpikan mendapatkan sebuah mobil Suzuki Sidekick dari undian BCA yang pada waktu itu sedang gencar-gencarnya mengadakan promosi. Setiap hari kalau melewati kantor BCA di jalan A Rivai mamaku selalu menunjuk ke arah mobil Sidekick yang dipajang di depan kantor itu. Mama selalu berkata “Mobil itu ada satu pasti punyaku”. Mama tidak pernah bosan mengatakannya. Di rumah pun setiap hari mama mengatakannya. Dan sungguh ajaib!! suatu hari seorang pegawai BCA menelpon ke rumah kami dan menyampaikan bahwa mama memenangkan undian pertama sebuah mobil Sidekick. Mamaku berhasil mendapatkan mobil impiannya itu.
Seandainya kata-kata negatif ini sungguh-sungguh mengandung sebuah KUTUKAN. Teman, sebaiknya mulai saat ini kita lebih berhati-hati menggunakan mulut kita. Janganlah menyumpahi dirimu sendiri dengan kata-kata aku bodoh, malas, tidak berguna, hopeless, jelek, tidak laku, miskin, menderita dll. Juga para orangtua pun harus lebih berhati-hati lagi menyumpahi anak-anaknya dengan kata-kata anak bodoh, tidak berguna, mati saja, tidak ada harapan lagi, jelek dll.
Seandainya kata-kata positif sungguh-sungguh mengandung sebuah BERKAT. Mulailah memberi semangat pada diri sendiri walaupun hidup terasa berat dan tidak bisa dinikmati. Katakanlah pada diri sendiri aku cukup pintar untuk bisa menjadi dokter, aku cantik karena hatiku baik, aku pasti mempunyai keluarga yang bahagia, aku pasti kaya suatu saat nanti, tidak ada hal yang tidak bisa aku lakukan, aku pasti berhasil dll.
Dan para orangtua lebih berusaha lagi untuk memberi semangat kepada anak-anakmu dan mendukung setiap apa pun yang mereka kerjakan.
Saat ini aku dan suamiku sedang belajar untuk selalu berkata dan berpikir positif. Segala apa yang kami inginkan akan selalu kami ucapkan dengan kesungguhan. Dan kami percayai hal itu akan terjadi. Karena sungguh lebih baik berkata positif daripada berkata negatif. Walaupun hasilnya kita tidak akan pernah tahu kapan akan terjadi dan terjawab.
Daripada mengucapkan perkataan yang menghasilkan sesuatu yang tidak baik semacam KUTUKAN bukankah lebih baik mengucapkan perkataan yang akan menghasilkan BERKAT dalam kehidupan kita.
(Mimi-5/7/2009)
1st Wedding Anniversary
Tiba juga tgl. 21 Juni 2009...hari dimana kami merayakan 1 tahun pernikahan kami.
Tidak seperti umumnya bahwa setiap perayaan wajib dirayakan dengan pesta yang meriah. Bagiku bahwa walaupun tidak ada pesta yang meriah sebuah perayaan adalah bermakna.
Dari awal pernikahan aku ingin membuat pernikahanku ini spesial. Karena itu aku sering membuat catatan-catatan kecil tentang perjalanan cinta kami. Agar ketika aku tua dan mulai sedikit pikun. Setidaknya ada suatu catatan yang membuat aku mengenang masa-masa bahagiaku bersamanya... suami tercinta.
Satu tahun yang kami lewati tidak dengan suasana yang begitu-begitu saja. Tertawa, menangis, marah, lelah semua menjadi lebih nyata. Berbeda dengan masa-masa pacaran. Namun aku bersyukur bahwa perbedaan yang terjadi diantara kami tidaklah parah. Sehingga terkadang bisa membuat suatu rumah tangga baru bisa terasa perlahan-lahan hampa dan kosong. Seperti sebentar lagi akan berakhir...
Dalam rumah tangga ini aku harus belajar mengurus rumah tangga dan suami. Dari memasak, mencuci, menyapu, mengepel, menyetrika dan merawat diri. Pekerjaan setiap hari. Pekerjaan yang tidak pernah kukerjakan selama aku masih single. Ini tidaklah ringan seperti yang dipikirkan oleh para 'suami-suami'. Yang terkadang egois menganggap istri hanya enak-enak duduk dirumah. Hmmm...
Beruntungnya bahwa suamiku adalah orang yang penuh toleransi dan mau membagi beban ini bersamaku. Boleh dibilang suami “SIAGA” …haha…
Sampai saat ini suamiku belum pernah mengeluh apapun tentangku. Seringkali malam sebelum tidur aku bertanya…’suamiku…masih sayang aku tidak?’ jawabnya selalu sama ‘ya aku sayang…masih seperti dulu dan tidak berubah’. Entah ini gombal atau tidak tapi aku tetap percaya bahwa ucapannya memang tulus. Biasalah wanita…kadang lebih suka mendengar kata-kata manis…meskipun itu bohong…haha…dasar wanita.
Tahun ini kami tidak merayakan hari ini sebagai ajang pesta makan besar-besaran tetapi cukup dengan makan berdua ditempat yang sederhana. Setelah itu kami pulang kerumah dan menjalankan aktivitas seperti biasanya.
Untuk membuat perayaan hari ini menjadi spesial, lihatlah betapa suamiku membuktikan cintanya dengan mau saja membuat dokumentasi foto yang lucu seperti ini. Aku mencintaimu suamiku…happy 1st Wedding Anniversary…
(Mimi- 23/06/2009)
Fakta dibalik Kata
Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan kata-kata, Tuhan juga berbicara dengan kata-kata kepada manusia, perkataan menjadi cara Tuhan menyatakan dirinya kepada manusia supaya manusia bisa mengenal Tuhan. Lewat perkataan, Tuhan menyatakan diriNya, kebenaranNya dan rencanaNya. Kita juga tidak lupa bahwa manusia jatuh kedalam dosa juga karena kata-kata dari si iblis.
Pernahkah saudara mengalami hal ini. Suatu hari tiba-tiba ada orang datang terus marah-marah dan meminta saudara untuk meminta maaf atau bertanggung jawab atas perkataan saudara yang telah menyakiti dia padahal saudara sendiri sudah lupa apa yang pernah saudara katakan, walaupun dia sudah berusaha mengingatkan lagi apa perkataan saudara yang menyakiti dia. Saya rasa setiap kita pasti pernah mengalaminya, mungkin dengan masalah yang berbeda tapi caranya bisa sama. Seringkali kita tidak sadar bahwa kata-kata yang keluar dari mulut kita, yang hampir tidak diperlukan tenaga untuk mengeluarkannya, namun dampaknya bisa luar biasa dalam mempengaruhi orang lain. Pada presentasi ini saya ingin membagikan tips bagaimana berbicara yang baik sehingga mampu menghasilkan komunikasi yang efektif.
1. Hati-hati dalam berkata-kata. Tahukah saudara bahwa ketika kita berkomunikasi dengan seseorang, ketika kita berbicara, setiap perkataan yang keluar dari mulut kita, dan saat seseorang mendengarkan, maka dalam waktu sepersekian detik atau bahkan belum sampai satu detik ketika perkataan itu keluar dari mulut kita dan didengar oleh seseorang, maka orang yang mendengarkan akan langsung “melabelkan” perkataan itu menjadi karya kita atau hak cipta kita. Sehingga kapanpun dia bisa kutip “karya” kita itu untuk dibicarakan lagi kepada orang lain. Syukur kalau dia mengutip perkataan kita positif, tapi bagaimana ketika yang dikutip adalah perkataan yang negatif, tidak membangun atau bahkan sedang menjelek-jelekkan orang lain. Setiap karya pasti ada royalty nya. Kitapun akan mendapatkan royalty dari karya kita suatu saat nanti, bisa lama bisa sebentar, syukur kalau royalty nya baik, tapi kalau justru membuahkan masalah, itu akan merepotkan kita, dan mungkin akan membuat kita menyesal. Jadi berhati-hatilah dalam berkata-kata.
2. Mendengar untuk berkata tepat. Supaya kita bisa berhati-hati dalam berkata, maka tidak bisa tidak kita juga harus dan butuh untuk mendengar. Dengarkan dulu baik-baik sampai dengan selesai apa yang menjadi pemikiran atau pergumulan lawan bicara kita. Sehingga kita bisa tahu apa yang dibutuhkannya, lalu kita bisa memilih kata-kata yang tepat untuk menolongnya. Tapi kenyataannya yang seringkali terjadi adalah kita lebih suka berbicara daripada mendengar. Sehingga tidak jarang yang terjadi adalah kita justru menyinggung perasaan lawan bicara kita dengan kata-kata kita yang mungkin saat itu sangat sensitif bagi dia. Yang terjadi berikutnya adalah pembicaraan terputus,relasi menjadi kurang baik dan komunikasi tidak efektif.
3. Berbicara lebih banyak tentang Tuhan. Saya masukkan tips ini untuk menyesuaikan dengan konteks kita sebagai calon hamba Tuhan. Seharusnya kita lebih banyak porsi nya bicara tentang Tuhan. Mulut kita ini harus banyak memuliakan Tuhan, kita tidak boleh sama lagi seperti orang-orang awam. Karena memang aneh kalau hamba Tuhan justru sedikit sekali bicara tentang Tuhan. Apa kata dunia kalau hamba Tuhan sering bicara tentang film, selebriti, bola, tetangga, mana Yesus nya? Saya mau tanya tapi tidak usah dijawab, cukup jawab dalam hati. Coba cek diri kita masing-masing, dalam satu hari 24 jam itu, yang 10 jam kurang lebih kita gunakan untuk tidur, sisa 14 jam, mana yang lebih banyak porsinya, berbicara tentang Tuhan atau berbicara tentang duniawi?
Dari semua poin yang sudah saya sampaikan, kita bisa menyimpulkan dan belajar bahwa ada fakta dibalik setiap perkataan kita. Ketika kita berbicara, kita sedang menyampaikan fakta, dan dari setiap kata yang kita ucapkan, itupun juga akan menghasilkan fakta. Permasalahannya adalah bagaimana kita mampu menyampaikan fakta yang baik sehingga boleh menghasilkan fakta yang baik pula. Memang semua manusia telah jatuh ke dalam dosa, itu artinya lidah kitapun sudah tercemari oleh dosa. Seperti yang tercatat dalam Yakobus 3:8, “tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.” Namun hal ini tidak bisa dijadikan refrensi bahwa kita tidak bisa lagi menggunakan kata-kata sebagai sesuatu yang baik dan yang mendatangkan kedamaian. Pertanyaannya adalah maukah kita mengatur dan memilih kata-kata yang baik ketika kita berkomunikasi? Ucapkanlah hal-hal yang memang bermanfaat, kalaupun mau bicara kosong seperti humor, berikanlah humor yang membangun, menghiburkan hati yang sedih. Saya menutup presentasi saya ini dengan sebuah ungkapan yang saya modifikasi dari peribahasa “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian.” Yaitu “pikir dahulu bicara kemudian, jangan bicara dahulu pikir kemudian.”
Penjala Manusia
Lukas 5: 1-7
Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
Teman-teman, hari ini kita mau belajar dari kisah Simon Petrus, secara khusus bagaimana dia dipanggil Tuhan untuk melayani. Pada suatu kali Yesus sedang berdiri di pantai danau Genesaret dan begitu banyak orang yang mau mendengarkan pengajaran Yesus. Lalu Yesus melihat ada dua perahu yang baru saja bersandar di tepi pantai karena nelayannya masih membasuh jalanya. Kemudian Yesus naik ke perahu Simon dan menyuruh dia untuk menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai, lalu ia mulai mengajar orang banyak. Bila kita melihat ayat selanjutnya, kita tahu bahwa Yesus sebetulnya sudah tahu bahwa Simon sedang lesu karena tidak mendapat hasil pada hari itu. Kita juga tahu profesi Simon, yaitu nelayan, kalau istilah pak Lot adalah penangkap lele. Lantas mengapa Yesus tidak segera perintahkan Simon untuk segera ke tengah laut dan menebar jalanya seperti yang akan diperintahkan sebentar lagi, namun Yesus justru lebih dulu mengajar orang banyak dari atas perahu
Kalau saya jadi Simon, pasti saya agak risih dengan Yesus, bayangkan..siapa ini, baru kenal lalu tiba-tiba naik ke perahu dan dipinjam jadi tempat untuk mengajar, tidak tahu apa orang sedang lesu karena tidak ada hasil tangkapan hari ini. Tapi dicatatkan bahwa Simon tidak berbicara apa-apa dan hanya menuruti perintah Yesus. Rupanya Yesus melakukan hal itu supaya Simon dapat mengenali siapa Yesus, pada ayat ke 5 kita bisa melihat bahwa Simon memanggil Yesus sebagai Guru, karena dia melihat dan mendengar pengajaran Yesus. Setelah selesai mengajar, Yesus berkata Simon “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Dari sini kita tahu bahwa sebetulnya dari awal Yesus sudah tahu bahwa Simon dan temannya sedang lesu karena tidak ada hasil tangkapan hari itu, tanpa bertanya kepada mereka apa yang mereka butuhkan, Yesus perintahkan kepada Simon untuk mencoba ke tempat yang lebih dalam.
Kali ini Simon menjawab, “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa.” Kita tahu bahwa Simon pasti bukan baru satu dua hari menangkap ikan, ini pasti sudah jadi profesinya bertahun-tahun, dan dia pasti sudah lelah sekali karena sudah semalaman bekerja keras namun tidak menangkap apa-apa, ini baru menepi terus diminta ke tempat yang lebih dalam untuk menebar jala. Apa nggak salah? Tetapi karena dia menghargai Yesus sebagai Guru atas pengajarannya barusan, dia mengikuti apa yang diajarkan Yesus. Singkat cerita, setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan sehingga jala mereka mulai koyak. Akhirnya mereka sukses mendapatkan hasil. Dari sini kita bisa belajar bahwa kunci keberhasilan dan kesuksesan, bukan karena kita memiliki kemampuan yang hebat, bukan karena pengalaman yang banyak, bukan karena uang kita, tapi kunci dari keberhasilan adalah ketaatan. Simon taat kepada Yesus , dia tidak bertanya ataupun membuat alasan untuk menolak perintah Yesus, walaupun sesungguhnya dia bisa.
Ayat ke 7 berkata mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu lain supaya mereka datang membantunya. Dari sini kita belajar bahwa setelah berhasil, Simon tidak melupakan saudara-saudaranya yang senasib dengan dia. Dia tahu bagaimana sedihnya ketika tidak mendapatkan hasil, jadi ketika Simon berhasil, dia tidak egois dan menikmati sendiri keberhasilannya, tapi dia mengundang teman-temannya untuk bersama-sama merasakan sukacita yang dia rasakan.
Teman-teman, kita tahu bahwa perikop ini berbicara tentang keselamatan. Bagimana Petrus dipanggil Tuhan untuk menjadi penjala manusia, bukan lagi penjala ikan. Setiap kita sudah diselamatkan Tuhan, bahkan kita sekarang dipanggil Tuhan untuk tanggung jawab yang lebih besar. Bagi kita yang sudah mendapatkan keselamatan, pasti kita berkata “untung aku bisa percaya Tuhan Yesus, kalau tidak aku tidak bisa masuk surga.” Ini artinya kita memandang bahwa keadaan sebelum percaya kepada Tuhan dan diselamatkan adalah keadaan yang menyedihkan, hidup yang sia-sia, akhir yang mengenaskan dan ingat kita pernah di kondisi itu sebelum diselamatkan. Sama seperti Simon ketika dia sudah berhasil menangkap ikan, dia tahu bagaimana rasanya sudah bekerja keras tapi tidak mendapatkan apa-apa, jadi ketika dia berhasil,, dia tidak lupa kepada teman-temannya yang merasakan kesedihan yang pernah ia rasakan.
Pernahkah kita berpikir bagaimana nasib hidup teman-teman kita diluar sana yang belum diselamatkan, kita pernah merasakan hidup seperti mereka yang belum mengenal Yesus, sia-sia apa yang dikerjakan. Jadi, jangan egois, jangan nikmati sendiri keselamatan, mari kita selamatkan mereka supaya merekapun merasakan sukacita yang kita rasakan. Disini kita dibentuk dan dilengkapi supaya bisa membimbing dan menyelamatkan mereka, maka itu berjuanglah dengan keras untuk bisa selesaikan kuliah sampai akhir. Jangan menyerah karena stress, atau merasa diri tidak mampu, lalu keluar dari sini. Kita sekolah bukan untuk diri kita sendiri, selesai sekolah, cari gereja yang kaya terus pelayanan disitu supaya bisa hidup nyaman, tapi kita sekolah supaya di lengkapi untuk bisa selamatkan banyak orang diluar sana setelah kita selesai nanti. Sebagai rekan satu angkatan, bila ada rekan kita yang kurang mengerti, engkau yang mengerti bagikanlah pengertianmu kepada mereka, jangan hanya pentingkan kemajuan sendiri. Tapi tentu buat tugas tetap sendiri-sendiri. Ok, it’s not about You, it’s about Them, so please, fight for Them.
Persekutuan doa angkatan, 30 September 2011.